Sabtu, 30 Agustus 2014

DEMAM BERDARAH DENGUE

Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever adalah penyakit virus yang sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan penderita meninggal dalam waktu yang sangat pendek (beberapa hari). Penyakit ini masuk Indonesia sejak tahun 1968 melalui pelabuhan Surabaya dan pada tahun 1980 demam berdarah telah tersebar luas di seluruh provinsi di Indonesia.
Gejala DBD :
·       Demam tinggi yang berlangsung terus-menerus selama 2 – 7 hari.
·       Terlihat tanda khass berupa bintik-bintik merah pada badan penderita, bisa sampai pendarahan dari mulut, hidung dan sebagainya.
·       Akibat fatal penderita dapat meninggal dunia, jika pertolongan terlambat.
Penyebabnya adalah nyamuk kebun yang disebut AEDES AEGYPTI. Aedes  aegypti dewasa berukuran lebih kecil dari pada nyamuk rumah. Seekor nyamuk betina setiap kali bertelur ± 100 butir telur. Setelah ± 2 hari telur menetas menjadi larva, lalu mengadakan pengelupasan kulit sebanyak 4 X dan akhirnya tumbuh menjadi dewasa. Pertumbuhan dari telur sampai menjadi dewasa memerlukan waktu ± 9 hari. Umur nyamuk dewasa betina di alam bebas kira-kira 10 hari, sedangkan di laboratorium mencapai 2 bulan. Tempat perindukan utama adalah tempat-tempat yang berisi air bersih yang berdekatan letaknya dengan rumah penduduk, biasanya tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah.
Tempat perindukan tersebut berupa :
Ø Tempat perindukan buatan manusia
Seperti : gentong / tempayan, bak mandi, jembangan / pot bunga, kaleng, botol, drum, ban bekas yang terdapat di halaman rumah atau di kebun yang terisi air hujan.
Ø Tempat perindukan alamiah
Seperti : kelopak daun tanaman (keladi, pisang), tempurung kelapa, tonggal bambu dan lubang pohon yang terisi air hujan.
                Nyamuk betina dewasa menghisap darah manusia pada siang hari yang dilakukan di rumah maupun di luar rumah. Penghisapan darah dilakukan dari pagi sampai petang, dengan 2 puncak waktu yaitu :
·       Setelah matahari terbit                                :  jam 08.00  -  10.00
·       Sebelum matahari terbenam       :  jam 15.00  -  17.00
Tempat istirahat nyamuk ini berupa semak-semak atau tanaman rendah termasuk rerumputan yang terdapat di halaman / kebun / pekarangan rumah; juga berupa benda-benda yang tergantung dalam rumah, seperti pakaian, sarung, topi dan lain-lain. Walaupun nyamuk ini umurnya pendek yaitu kiraa-kira 10 hari, tetapi dapat menularkan virus dengue yang masa inkubasinya 3 – 10 hari.

Pencegahan
Pencegahannya dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1.     Perlindungan perseorangan, yaitu dengan memasang kawat kasa di lubang-lubang angin diatas jendela / pintu, tidur dengan kelambu, penyemprotan dinding rumah dengan insektisida.
2.     Pembuangan / penguburan benda-benda di pekarangan / di kebun yang dapat menampung air hujan, seperti kaleng, botol dan ban bekas.
3.     Mengganti air / membersihkan tempat-tempat air secara teratur, misalnya seminggu 2 kali, pot bunga, bak mandi dll.
4.     Pemberian Abate ke dalam tempat penampungan air (Abatisasi). 
CHIKUNGUNYA
Nyamuk Aedes Aegypti selain menyebarkan virus demam berdarah juga menyebarkan virus chikungunya, yang akhir-akhir ini melanda beberapa kota di Indonesia.
Gejala penyakit Chikungunya :
·       Pada anak besar dan orang dewasa :
Demam, sakit kepala seperti influenza, mual, muntah-muntah, lemas dan nyeri pada persendian (lumpuh sementara).
·       Pada bayi :
Demam mendadak diikuti kulit merah bersinar, setelah 3-6 hari mata kemerahan, pembengkakan kelopak mata, radang tenggorokan.
Bedanya dari Demam Berdarah  yaitu pada Demam Chikungunya :  Jarang terjadi pendarahan, Sakit pada sendi / otot, Radang sendi, Mata merah. Durasi Demam Chikungunya lebih cepat dari pada Demam Berdarah Dengue, yaitu Demam Chikungunya akan berakhir dalam 72 jam = 3 hari.
Pertolongan Pertama pada Demam Chikungunya :
·       Penderita dianjurkan tirah rebah sewaktu demam
·       Diberi obat penurun panass (antipireti = parasetamol)
·       Kompres dingin
·       Diberi obat penghilang rasa sakit (analgesik = antalgin)
Apabila kejang demam / step atau kehilangan cairan karena muntah, atau tidak dapat makan minum karena step, segera bawa ke Rumah Sakit terdekat.

WABAH DEMAM BERDARAH DENGUE               

Kita sering mendengar istilah Demam Berdarah Dengue. Apa sih Dengue itu ? Dengue adalah penyakit demam disertai linu pada sendi-sendi dan otot-otot.
Wabah Demam Berdarah Dengue merupakan massalah klasik. Setiap tahun akan berulang terus. Masalahnya di Indonesia ada siklus 5 tahunan dan 10 tahunan.
Kejadian luar biasa terjadi pada tahun 1968 – 1978 – 1988 – dan seterusnya, mudah-mudahan saja siklus 10 tahunan ini tidak terjadi pada tahun 2018 nanti. Pada siklus 10 tahunan itu, angka kejadiannya menjadi tinggi sekali. Yang terjadi sekarang yaitu 2009/2010 adalah siklus 5 tahunan, yang angkanya sebenarnya jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan yang terjadi pada tahun 2008 yang merupakan siklus 10 tahunan.
                Bagaimana siklus 5 tahunan dan 10 tahunan itu bisa terjadi ?
1.     Yang 5 tahunan berkaitan dengan kekebalan seseorang.
Virus Dengue itu ada 4 tipe, yaitu D1, D2, D3, D4. Orang yang terkena Virus Dengue (D1) kalau baru kali pertama, dia akan sakit Dengue Fever biasa tanpa pendarahan. Orang itu kemudian akan kebal terhadap Virus D1 yang menyerang itu. Kekebalan ini bisa seumur hidup terhadap Virus D1. Namun sambil membuat antibodi D1, dia juga membuat antibodi D2, D3, dan D4. Namun antibodi terhadap D2, D3, dan D4 ini tidak selamanya. Umurnya tidak panjang, keberadaanya dalam darah tidak lama. Kekebalannya hanya 5 tahun, jadi pelan-pelan akan berkurang. Setelah 5 tahun, dia tidak akan kebal lagi terhadap Virus D2, D3, dan D4. Inilah yang kemudian menyebabkan siklus 5 tahunan.
2.     Siklus 10 tahunan terjadi akibat adanya reaksi antara Virus D1 &Virus D lainnya. Infeksi dengan virus D2, D3, D4 inilah yang kemudian menyebabkan siklus 10 tahunan atau sering disebut PUNCAK DEMAM BERDARAH.
Tidak Semua Orang Yang Terinfeksi Virus D  Ini Lantas Menderita DBD
Satu tusukan nyamuk bervirus D masuk dalam darah, lalu tubuh membuat antibodi. Ada orang  A  yang kuat dan tidak sakit sama sekali. Ada orang  B  yang demam ringan biasa. Ada orang C yang demam dengue atau demam tinggi, ototnya sakit tapi tidak pendarahan pada kulitnya. Orang A yang tidak sakit dan orang B yang demam ringan tadi bisa pergi kemana-mana, misalnya ke sekolah, ke kantor ke pasar dll. Dan tempat-tempat tersebut ada nyamuknya dan menggigit orang A atau B, kemudian nyamuk tersebut menggigit orang D, maka terjadilah proses penularan pada orang D yang demamnya parah disertai pendarahan di dalam lambung (mungkin tidak muncul bintik-bintik pada kulitnya), dan orang D ini tinggal di rumah tidak pergi kemana-mana, hal ini berarti tidak menularkan.

Beberapa Faktor Penyebab Wabah DBD Di Indonesia Tinggi
1.     Populasi nyamuk meningkat
Populasi nyamuk meningkat pada musim penghujan, karena banyak genangan air. Hujan yang fluktuatif sangat menguntungkan bagi populasi nyamuk.
2.     Sifat Virus
Kekebalan eseorang terhadap virus D berkurang dalam 5 tahun.
3.     Virus mana yang beredar (ganas atau tidak)
Tanda-Tanda DBD
Tidak mudah diketahui secara dini, misalnya tidak muncul bintik-bintik merah pada kulit, karena pendarahannya bisa terjadi di dalam, jadi tidak selalu terlihat di kulit.
Menurut berbagai penelitian menyebutkan :
1.     Bintik perdarahan itu hanya muncul di 12  % penderita
2.     Nyeri ulu hati di    25  % penderita
3.     Muntah-muntah di 25  % penderita
4.     Neg / mual di         25  %  penderita
5.     Sakit sendi / otot    13  % penderita
Jadi tidak semua tanda-tanda itu dditemui.  Memang pada awal-awalnya sulit untuk mendiagnosa / mengetahui, apakah ini sakit DBD atau bukan ?
Oleh karena itu harus periksa laboratorium tentang :
v  Trombosit
Kurang dari 100.000 berarti DBD,  Normal  :  200.000  -  500.000
v  Pengentalan darah / Hematokrit
Lebih kental 20 % berarti DBD,  Normal  :  40  %  -  48  %

Cara penanggulangan / pencegahan :
·       Dengan penyemprotan / Fogging, untuk memutuskan rantai penularan.
·       Membunuh nyamuk-nyamuk yang sebagian besar sekarang ini sudah in efektif atau sudah mengandung virus dengue dalam kelenjar liurnya.
·       Kebersihan lingkungan, agar tidak ada nyamuk berkembang biak di perindukanan.

Oleh dr.Thomas Soeroso MPH, Direktur Pemberantasan Penyakit Bersumber binatang, Depkes RI.  Suara Merdeka, Minggu 29 – 2 – 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar