Siapakah diantara kita yang tidak mengenal hewan tikus? Tikus kerap kali ada disekitar kita dan keberadaannya sering dianggap sebagai hama yang sangat mengganggu. Sebaiknya kita melakukan sesuatu untuk mengatasinya. Jika didiamkan begitu saja tentu akan menimbulkan resiko terhadap keluarga kita. Bagaimana membuat rumah tempat tinggal kita bebas dari sarang tikus? Sebenarnya mudah, yaitu kita harus menjaga kebersihan setiap ruangan dalam rumah kita dan juga kebersihan sekitar lingkungan rumah kita. DR. Drh. Upik Kusumawati Hadi MS. (Kepala Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB) dalam majalah “Dokter Kita” hal 36 -37 memaparkan tentang bahaya hama tikus.
Tikus ................ hewan yang satu ini kerap menimbulkan masalah. Ada saja perilakunya yang membuat kita kesal. Mulai dari memakan kabel listrik hingga kotoran yang ditinggalkan dan mengacak-acak makanan. ± ada 160 spesies tikus yang ada di Indonesia. sedangkan tikus yang hidup dipemukiman atau rumah terbagi menjadi 3 jenis yaitu tikus got, tikus atap dan tikus rumah.
Ø Tikus Got
Tikus Got sangat menyukai daerah basah yang kotor dan bau, bersarang di selokan/got dan tanah, mencari makan di tempat sampah. Tapi sesekali masuk ke dalam rumah untuk mencari makan.
Ø Tikus Atap
Tikus Atap bersarang di atap rumah yang kotor dan gelap, disela-sela dinding. Sumber makanan berasal dari sisa makanan yang bertumpuk di dapur dan tempat sampah. Kerap merusak benda-benda di rumah yang berbahan kayu, misalnya almari, pintu dll. Jika di atap sering menggigit kabel listrik, kabel antena TV ataupun rangka atap.
Ø Tikus Rumah
Tikus rumah sering disebut mencit atau nyingnying atau curut, berukuran kecil dan bau. Sering berada di kolong meja, kolong almari, tumpukan buku, tumpukan kardus dll. Sumber makanannya hampir sama dengan tikus atap, hanya saja tikus rumah sering memakan kardus dan kertas yang dijadikan tempat sembunyinya.
BAHAYA TIKUS
Hubungan manusia dengan tikus seringkali bersifat parasitisme artinya tikus memperoleh keuntungan sedangkan manusia sebaliknya. Kecuali tikus putih atau mencit putih yang kerap dijadikan hewan percobaan untuk pengujian perilaku, fisiologi dan toksikologi obat manusia, vaksin dan pestisida.
Beberapa penyakit yang dapat ditularkan tikus antara lain adalah pes, salmonellosis, leptospirosis, rabies, demam lasa, rat-bite fever dsb. Gejala yang timbul dari berbagai penyakit tersebut adalah sakit perut, diare, rasa mual, muntah, demam, dehidrasi, sakit kepala, kedinginan, nyeri diseluruh tubuh, pendarahan pada kulit, bintil-bintil merah pada kulit, pembengkakan pada kelenjar limfa
PENGENDALIAN TIKUS
1. Pengendalian sanitasi
Beberapa tindakan mengelola dan memelihara lingkungan, sehingga tidak menarik dan tidak sesuai bagi kehidupan dan perkembangan tikus, dengan cara:
a. Singkirkan sampah sisa makanan manusia dan hewan peliharaan, karena berpotensi menyediakan makanan dan air bagi tikus, shg mendukung tingkat populasinya.
b. Peraboran rumah tangga sebaiknya diubah posisinya setiap 2-3 bulan sekali agar tercipta suasana baru yang asing bagi tikus, dengan demikian tikus akan kesulitan dalam melakukan orientasi wawasan.
c. Singkirkan pula tumpukan batu, kayu, batu bata dan sampah yang berserakan di pekarangan, caranya dengan mengubur, membakar, membuangnya, supaya tidak dapat membuat sarang.
2. Pengendalian fisik dan mekanis
Membunuh tikus secara langsung tanpa atau dengan menggunakan alat, seperti parang, pemukul, senapan angin, perangkap tikus dsb.
3. Pengendalian kimiawi
Menggunakan bahan-bahan kimia yang bertujuan mematikan atau mengganggu aktivitas tikus, baik aktivitas makan, minum, mencari pasangan maupun reproduksinya. Pengendalian kimiawi terhadap tikus dapat berupa umpan racun (racun perut), bahan fumigan (racun nafas), repelan, atraktan dan pemandul.
Demikian sekilas info, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, dan keluarga kita bebas dari gangguan hama tikus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar